Breaking News

WAWANCARA KHURSID M. KASURI

INTERNASIONAL

WAWANCARA KHURSID M. KASURI
Ingin Belajar dari ASEAN

Kalau ditanya apakah ISI dan CIA punya hubungan, ya, mereka dulu punya hubungan dengan Al-Qaeda.

ADA hal baru yang didapat dari pertemuan Forum Regional ASEAN, ARF, yang berlangsung 29 Juni hingga 2 Juli silam. Pakistan resmi menjadi anggota FRA setelah sekian lama terganjal oleh keberatan negara tetangganya, India. FRA merupakan forum 10 negara ASEAN plus sejawatnya dari Australia, Kanada, Cina, Uni Eropa, India, Jepang, Korea Utara dan Selatan, Mongolia, Selandia Baru, Papua Nugini, Rusia, dan Amerika Serikat. Pakistan menjadikannya negeri ke-24. Dan di belakangnya antre negeri lain yang ingin bergabung, seperti Prancis, Inggris, Kazakstan, Timor Timur, Bangladesh, dan Sri Lanka.

Di sela kesibukannya di Jakarta, Khursid M. Kasuri menerima Bernadetta Febriana, Julkifli Marbun, dan pewarta foto Imam Sukanto dari Gatra di kamarnya di Hotel JW Marriott Jakarta. Kasuri, sarjana dari Punjab University, kelahiran Lahore 1941, ini adalah politisi senior di negerinya. Pada 1990, ia terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PDA (People Democratic Alliance), aliansi beberapa partai politik, dan diangkat menjadi Menteri Luar Negeri Pakistan, 23 November 2002.

Apa alasan utama Pakistan bergabung dengan ARF?

Selama beberapa periode, kami memang lebih cenderung melihat ke Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Utara. Sebagaimana diketahui, ASEAN telah berhasil mencapai kemajuan ekonomi secara grup. Sementara kami di Asia Selatan tidak terlalu berhasil. Maka, kami kembali mencoba melihat ke Asia dan ingin belajar dari pengalaman negara-negara ASEAN, agar bisa membangun kawasan Asia Selatan. Lebih dari itu, kami melihat ARF merupakan forum yang penting yang dapat memberi kami platform ekonomi lebih baik.

Selain alasan ekonomi?

Pakistan sekarang memiliki peran besar dalam perang melawan terorisme internasional. Kami menghadapi masalah dengan adanya jaringan Al-Qaeda. Saya kira, negara Anda dan banyak negara lain menghadapi masalah serupa. Jadi, lewat forum ini pula kami ingin menjalin kerja sama di bidang keamanan dan perdamaian. Kami ingin saling berbagi informasi intelijen. ARF sendiri kan banyak berbicara soal keamanan dan perdamaian. Jadi, saya rasa sudah tepat keputusan Pakistan bergabung dengan forum ini.

Benarkah selama ini Pakistan dihalangi India untuk masuk ARF? Kenapa sekarang bisa?

Anda harus bertanya itu ke Menteri Luar Negeri India sendiri (tertawa). Tapi dulu hubungan kami mungkin sedemikian tegang. Namun, setelah pertemuan terakhir negara anggota kerja sama regional Asia Selatan, SAARC, suasana itu berubah. Dalam forum ini, Presiden Musharraf dan Perdana Menteri Atal Behari Vajpayee --Perdana Menteri India saat itu-- menandatangani dokumen bersejarah. Ketegangan pun mencair setelah pejabat tinggi kedua negara itu setuju masalah yang berkaitan dengan Jammu dan Kashmir dipecahkan demi kepuasan kedua pihak. Kedua negara berhasil menyusun dan menyepakati apa yang disebut sebagai dialog gabungan.

Apakah peralihan kekuasaan di India bisa mengubah kesepakatan itu?

Tidak. Pemerintah India di bawah Partai Kongres juga baik, seperti halnya Partai Bharatiya Janata. Kondisinya kini sudah berubah, semua sudah membaik. Hubungan kedua negara sudah tidak bermusuhan lagi, walau kami masih harus memecahkan perselisihan utama, yakni isu wilayah Jammu dan Kashmir.

Kabarnya, beberapa petinggi militer Pakistan memiliki hubungan dengan Al-Qaeda...

Ya..., itu sebuah propaganda "cantik" yang dilancarkan lawan kami. Dulu, Dinas Rahasia Pakistan, ISI, dan Dinas Rahasia Amerika Serikat, CIA, memiliki hubungan dengan Al-Qaeda. Saat pecah perang dengan pasukan Uni Soviet di Afghanistan, mereka saling memberi informasi. Jadi, kalau ditanya apakah ISI dan CIA punya hubungan, ya, mereka dulu punya hubungan dengan Al-Qaeda. Tapi, kami tidak ingin kedaulatan kami dikompromikan. Siapa pun yang masuk ke dalam wilayah kami harus tunduk kepada undang-undang negara kami.

Benarkah masih ada anggota Al-Qaeda bersembunyi di Waziristan?

Ya, memang ada beberapa yang masih bersembunyi di daerah perbatasan Pakistan dan Afghanistan itu. Waziristan sejak dulu daerah yang otonom. Ketika Inggris masih menjajah Pakistan dan India, Waziristan dijadikan sebagai daerah penyangga antara Pakistan dan Afghanistan. Ini kawasan yang sangat sulit ditaklukkan, bahkan Inggris sendiri tak pernah mengirim pasukannya ke sana. Kami berhasil mengontrol penuh daerah itu setelah tragedi 11 September 2001. Kini kami sudah membangun jalan di sana sepanjang 650 kilometer, juga membangun sekolah dan fasilitas kesehatan. Ini kami lakukan agar penduduk lokal sadar bahwa orang-orang asing (anggota Al-Qaeda) itu bukan teman mereka.