Breaking News

Program UAV Indonesia Akhirnya Dipublikasikan

RI Pamer Pesawat Intai tanpa Awak

JAKARTA - Indonesia memamerkan pesawat intai tanpa awak dalam Indodefence 2004, pameran peralatan perang bertaraf internasional yang kini digelar di PRJ (Pekan Rakyat Jakarta). Ini kali pertama pesawat intai produksi Industri Pertahanan Indonesia (IPI) itu diperkenalkan kepada publik.

Indonesia juga memamerkan senjata laras panjang jenis SS-1 berikut variannya hingga pesawat terbang CN-235 versi militer.

Pameran itu sendiri diikuti 24 negara dengan 250 pabrikan alias eksebitor. Pameran yang akan berlangsung hingga 27 November itu kemarin dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pesawat terbang tanpa awak Indonesia itu belum diberi nama. Pesawat berbobot 35 kilogram tersebut hanya disebut sebagai Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Panjangnya sekitar 2,5 meter dengan rentang sayap sekitar 5 meter.

Sepintas UAV sangat mirip dengan pesawat intai tanpa awak buatan AS seperti Predator atau Global Hawk. Hanya, bentuknya sedikit lebih kasar dibanding kedua pesawat tanpa awak yang menjadi andalan militer AS sebelum menyerang Iraq tersebut.

Badan UAV berbentuk seperti ujung pensil dan panjang. Sedangkan pada bagian belakang terdapat sebuah mesin piston mini, lengkap dengan propeller yang menjadi tenaga penggerak utama.

Berbeda dengan pesawat terbang konvensional, bagian belakang pesawat ini dilengkapi sepasang sirip datar (vertical stabilizer, Red) dan tiga sirip tegak (horizontal stabilizer, Red). Untuk kepentingan pengintaian, di bawah badan pesawat dipasang kamera mini. Sedangkan untuk mengirim hasil jepretannya, digunakan antena yang terhubung langsung dengan satelit melalui sinyal GPS.

Soal kemampuan, UAV mampu mengudara 3 jam tanpa mengisi bahan bakar. Selain itu, UAV mampu terbang hingga ketinggian 3 ribu feet atau sekitar seribu meter. Sedangkan untuk jarak terbang, UAV dikontrol melalui sebuah Ground Control Station pada jarak 20 kilometer.

Menurut Direktur Teknologi dan Industri Dirjen Sarana dan Pertahanan (Ranahan) Dephan Suwendro, UAV merupakan salah satu hasil pengembangan teknologi paling mutakhir Indonesia. Suwendro menjelaskan, UAV baru rampung dikembangkan akhir 2003 silam.

Dia juga menuturkan, research and development untuk membangun UAV tersebut membutuhkan waktu 3 tahun. "Saat ini UAV siap diujicobakan untuk melaksanakan tugas-tugas pengintaian," kata perwira berbintang satu ini.

Soal dana, Suwendro menjelaskan, proyek itu menelan dana Rp 7 miliar. "Saat ini kita telah memiliki 5 pesawat intai tanpa awak," terangnya.

Suwendro juga mengakui, pembuatan pesawat terbang intai tanpa awak tersebut diilhami pesawat sejenis buatan AS. Hanya, lanjutnya, untuk UAV telah dilakukan beberapa penyesuaian, khususnya dengan kepentingan tugas di Indonesia.

Menurut Suwendro, UAV dirancang khusus untuk menunjang tugas-tugas tempur Komando Stategis TNI-AD (Kostrad). "Karena itu, merekalah yang kita bidik sebagai pasar bagi UAV ini," terangnya.