Breaking News

Tingkatkan Pluralisme Dengan Wisata Budaya, Why Not!!

Dari sejumlah definisi "Cultural Tourism" atau Pariwisata Budaya atau "Wisata Budaya"yang ada, tidaklah terlalu mudah untuk menentukan definisi mana yang paling tepat untuk digunakan terutama bila dikaitkan dengan kepariwisataan Indonesia. Sebelum menilik pada keterkaitan antara kata "pariwisata" dan "budaya", ada baiknya kita telaah terlebih dahulu masing-masing kata tersebut.

Kata pariwisata atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan tourism sering sekali diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan (wisata, tours/traveling) seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sightseeing), bisnis, mengunjungi kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya. Organisasi pariwisata sedunia, World Tourism Organization (WTO), mendefinisikan pariwisata (tourism) sebagai "activities of person traveling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes".

Sedangkan Jafar Jafari mengartikan sebagai: "is a composite of activities, services, and industries that delivers a travel experience, namely, transportation, accommodation, eating and drinking establishment, shop, entertainment, activity facilities, and other hospitality services available for individual or groups that are traveling away from home. It encompasses all providers of visitor and visitor-related services".

Selanjutnya secara definitif Mcintosh mengungkapkan pariwisata sebagai "the sum of the phenomenon and relationships arising from the interaction of tourists, business, host government and host communities in the process of attracting and hosting this tourist and other visitor. Tourist is a composite of activities, services, and industries that deliver travel experiences"...