Breaking News

Biografi HM Kamaluddin Lubis Diluncurkan

Feb 08, 2007 at 08:57 AM
Biografi HM Kamaluddin Lubis Diluncurkan 12 Februari
Meedan (SIB)

Peluncuran buku biografi advokat senior HM Kamaluddin Lubis SH akan
dilaksanakan, Senin (12/2) malam di Gedung Selecta Medan. Sejumlah tokoh nasional dari Jakarta, seperti Solahuddin Wahid, Prof DR Ridwan Lubis MA, Indra Sahnun Lubis SH dan tokoh-tokoh masyarakat Sumut serta Gubsu Drs Rudolf Pardede, Ketua DPRD Sumut H Abdul Wahab Dalimunthe SH dan lainnya dijadwalkan ikut menghadiri peluncuran biografi yang bertepatan pula dengan Ulang Tahun HM Kamaluddin Lubis ke-66.

Berkaitan dengan peluncuran biografi dimaksud, tim penulis Buku Biografi HM Kamaluddin Lubis mengunjungi salah satu tokoh masyarakat Sumut DR GM Panggabean yang juga sahabat baik HM Kamaluddin Lubis, Selasa (6/2) di Kantor SIB Medan. Koordinator Tim Penulis Drs Zulkarnain Nasution MA dalam pertemuan tersebut mengundang dan meminta kesediaan Pak GM untuk ikut menghadiri peluncuran buku dimaksud.
Dalam kesempatan itu, tim penulis juga memberikan buku biografi HM Kamaluddin Lubis SH kepada Pak GM.

Tim penulis yang beraudiensi yakni Drs Zulkarnain Nasution MA, Majda El Muhtaj SH MHum SAg, DR Drs Muhammad Iqbal MA, Drs Katimin MA dan Fitriyanti SSos.
Diungkapkan Zulkarnain Nasution, penulisan buku ini berbeda dengan buku biografi lainnya. Salah satunya dari isi dan lamanya penulisan yang memakan waktu dua tahun (2004-2006) untuk kebutuhan wawancara serta referensi yang diperlukan
Dikatakan Zulkarnain Nasution, penulisan buku ini sebenarnya bukanlah keinginan pribadi Kamaluddin Lubis semata-mata, tetapi juga atas adanya keinginan masyarakat. agar pemikiran-pemikiran dan buah karyanya ditulis dalam bentuk buku biografi.

Biografi HM Kamaluddin Lubis SH disusun terdiri dari IV Bab yakni Bab I murni biografi. Bab II tentang pandangan masyarakat terhadap Kamaluddin mulai dari masyarakat kalangan bawah hingga tokoh nasional. Sedangkan Bab III tentang pemikirannya yang menurut pendapat banyak orang sangat kontroversi. Terakhir Bab IV tentang refleksi pemikiran beliau yang diberi judul “bayang-bayang kekuasaan”. Pemikran itu ketika beliau selama 2 periode memimpin Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan.

Peluncuran buku nantinya agak berbeda dengan peluncuran buku lainnya karena tidak ada bedah buku. Namun dalam acara itu, pihaknya berupaya semaksimal mungkin supaya masyarakat bisa mengetahui betapa pentingnya sebuah biografi bagi seseorang dan generasi yang akan datang. Dalam acara itu diagendakan orasi ilmiah yang akan disampaikan tokoh dari Jakarta Prof Dr HM Ridwan Lubis serta komentar dari mantan wakil ketua Komnas HAM yang juga salah seorang ketua PBNU Solahuddin Wahid, ketua DPRD Sumut Abdul Wahab Dalimunthe SH, tokoh masyarakat, keluarga, sambutan dari Kamaluddin Lubis dan Gubsu Drs Rudolf M Pardede.

Untuk penulisan buku setebal hampir 500 halaman dengan judul “Jalan Panjang Menuju Kesempurnaan”, mereka telah mewawancarai mulai dari masyarakat hingga para tokoh. Tiga di antara yang mereka wawancarai itu adalah, mantan Gubsu yakni almarhum EWP Tambunan, almarhum Raja Inal Siregar dan almarhum HT Rizal Nurdin.

Sebagai penulis, mereka kata Zulkarnain, telah mendirikan “rumah pena” yang berkantor di Jalan Airlangga No 16 B Medan dengan maksud menggarap tokoh-tokoh di Sumut agar bisa dibukukan untuk masa depan generasi kita. Penulisan biografi itu sudah mereka gulirkan dan telah banyak mendapat respon dari berbagai kalangan untuk menulis biografi. Respon yang baik juga telah diberikan Gubsu dan ketua DPRD Sumut. Menurutnya, banyak tokoh di Sumut yang patut ditulis. Dan menurut mereka, Pak GM sudah sangat pantas untuk ditulis bukunya.

Dengan keberadaan rumah pena itu, mereka juga ingin mencerahkan pandangan dan pikiran orang bahwa dengan pena kita punya masa depan. “ Dengan pena, kita punya masa depan. Jangan orang berpikiran kalau dengan pena kita tidak punya masa depan,” ujarnya.

Pak GM kepada tamunya mengatakan, sangat menyambut baik dengan penulisan buku biografi dan rencana peluncurannya serta pendirian rumah pena tersebut. “Saya kenal dan punya hubungan baik dengan Pak Kamaluddin. Beliau merupakan seorang tokoh pendekar hukum dan sudah layak untuk dibuat buku biografinya,” ujar Pak GM.
Menurut Pak GM, banyak sarjana hukum, tetapi yang menjadi pendekar hukum sedikit. Pak Kamaluddin memiliki ilmu, cerdas, berani dan cita-cita, serta “punya gaya”. Kalaupun pandangannya dinilai kontroversial, karena ia bukan orang biasa sebab orang biasa tidak akan mau mengambil resiko.

Pendekar-pendekar hukum itu kita lihat harus memiliki sifat-sifat seperti itu, seperti juga Adnan Buyung Nasution. Kita perlu tokoh-tokoh seperti itu. Negara kita salah satu kelemahannya adalah di bidang penegakan hukum, Negara Singapura maju karena kuat di bidang hukum. Sekarang ini banyak terjadi ribut-ribut, investor takut karena tidak adanya kepastian hukum dan tidak adanya perbaikannya. Para tersangka pelaku illegal logging ditangkap Polisi, tapi divonis bebas oleh Pengadilan. Ada pejabat berstatus tersangka sampai bertahun-tahun lamanya, tak kunjung diadili.

Pendirian rumah pena itu diharapkan Pak GM dapat berhasil dan maju. Yang perlu dijaga adalah kejujuran dan objektifitas. Dalam menulis biografi, jangan menyembunyikan sesuatu karena tidak ada seorang manusiapun yang sempurna, tidak perlu bombastis. “Kita mau masyarakat itu dapat meneladani tokoh kita. Saya sangat hargai penulisan buku biografi itu dan Pak Kamaluddin pasti merasa bahagia. Semua orang pasti akan pergi, tapi karyanya bisa dibaca orang melalui bukunya,” kata Pak GM.

Kalau di negara yang sudah maju seperti Jepang ataupun Amerika lanjut Pak GM, menulis itu bisa menjadikan kita terkenal dan kaya raya. Tetapi terlepas dari kaya, keberadaan penulis itu sangat penting. Banyak peristiwa yang terjadi dalam perjalanan negara kita, tidak terdokumentasi. Sebenarnya, Sumut banyak memiliki tokoh yang telah berbuat baik dan memiliki nilai plus seperti dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa, tetapi hal itu tidak terdokumentasi dengan baik.
Akhirnya Pak GM menitipkan salam hangat kepada Pak Kamaludin Lubis dan semoga “Rumah Pena” sukses.