Breaking News

Batak Hilir

WASPADA Online
Oleh:Tuanku Luckman Sinar, SH.

Bahwa didalam catatan IBNU KHORDADZBEH (844-848 M) dalam bukunya “Kitab al Masalik Wa’l Mamalik” di pantai timur Sumatera disam-ping RAMI (Lamuri di Aceh), sudah ada BALUS (Barus di pantai barat Sumatera) dan JABA (Sriwijaya di Palembang) dan sudah ada negeri HARADJ (Haru). HARU = GURI = DELI

Beberapa sarjana Barat membikin kesimpulan yang bersimpang siur. Ada yang me-nyatakan disekitar Teluk Haru (Langkat) ada yang menunjuk ke muara sungai Barumun ka-rena didepannya ada Kepulau-an Aru dan ada pula yang me-nunjuk ke Sungai Panai.

1. Kerajaan Haru sudah mengirim misi diplomatik ke Cina pada tahun 1282 M. zaman dinasti Kublai Khan .(1)

2. Expedisi PAMALAYU dari Singosari dicatat didalam PARARATON (1275 M) yang berhasil menaklukkan “Haru yang bermusuhan”.

3. Catatan dari orang Persia FADIULLAH BIN ABD. KADIR RASHIDUDDIN, dalam bukunya “JAMIUL TAWARIKH” bahwa Haru telah bangkit kembali (1310 M.).

4. Pada tahun 1365 sesuai Sumpah Palapa Gajah Mada maka Majapahit (Jawa Timur) mengirim expedisi militer menaklukkan Nusantara.

Di dalam kronik “Negarakertagama” karangan Empu Prapanca strophe 13 : 1 disebut bahwa sudah ditaklukkan “KAMPE” (Pulau Kompai di Teluk Haru) “HARW” (Haru) dan “PANE” (sungai Panai disekitar candi-candi di Padanglawas).

5. Pelawat Cina, FEI-SIN, menulis bahwa Haru terletak didepan Pulau Sembilan (didepan Perak !) dan dengan angin baik dapat ditempuh dari Melaka ke Haru 3 hari 3 malam. Catatan Fei Sin ini dibenarkan oleh Kronik Ming Dinasti Buku 325 bahwa za-man Kaisar YUNG LO, Sultan Husin Haru ke Cina. (2)

6. Laksemana CHENG HO (Zeng He) mengepalai armada Cina mengunjungi negeri-negeri di Asia Tenggara dan singgah juga ke Haru (1412-1419-1421-1423-1451 M) yang juga tahun 1451 membawa raja Haru TUANKU ALAM-SHAH ke Cina. Penulis MA HUAN, yang ikut di armada Cina mencatat didalam “Ying-yai-sheng-lan” bahwa Haru dapat ditempuh dari Melaka 4 hari 4 malam, dan ada teluk air tawar dan dibelakangnya ada pergunungan dan tanahnya datar ditanam padi.

7. Peta Cina “WupeiShih” (1433 M) mencatat pelayaran kapal Cina dari Barat kembali ke Tiongkok singgah di :

1. Su men ta la (Samudera), 2. Chu shui wan (Lhok Seumawe), 3. Pa li t’ou (Perlak), 4. Kan pei chiang (Temiang), 5. Ya u (Haru), 6. Tan Hsu (Pulau Berhala Serdang) , 7. Chi ku shu (kepulauan Haru)

8. SEJARAH MELAYU Bab-13 dan Bab-24 menyebutkan bahwa pada zaman pemerintahan Sultan Alauddin I Melaka (1477-1488) kerajaan PASAI -HARU-MELAKA setarap statusnya.

Masa itu nama Raja Haru ialah MAHARAJA DIRAJA putera SULTAN SUJAK berasal dari :
“……..turun dari Batu Hilir dikata Hulu, Batu Hulu dikata Hilir” (“wau” seharusnya diganti “kaf” menjadi Batak hulu dikata hilir, Batak hilir dikata hulu = Asal Batak jadi Melayu/Islam). Disebut nama pembesar Haru antara lain “Serbanyaman” ; “Raja Purba; Raja Kembar mirip nama-nama Karo yang ada di Deli.

9. FERDINAND MEN-DES PINTO (1539) : (3)
Bahwa 5 hari berlayar dari Melaka sampailah ke ibukota Haru dekat sungai “Penetican” dimana Sultan Haru mempunyai meriam yang dibeli dari Portugis di Pasai dan permaisurinya bernama “ANCHE SINNY” (puteri Hijau). Sultan Alaidin (Al Qahhar) Aceh mengepung Haru 7 hari 7 malam dan dapat merebutnya dengan menyuap “uang emas”. Setelah Sultan Haru tewas maka Permaisuri naik kapal (berkepala naga) pergi minta bantuan Portugis di Melaka dan kemudian menjadi isteri Sultan Alauddin II Johor untuk merebut Haru kembali.

Bahwa markas Sultan Johor di Haru bernama “Siberraya qendu”. Menurut NEUMANN (4) pasukan Aceh menyerang “Puteri Hijau” itu ialah dari arah Sungai Tuntungan. Menurut legenda orang Karo “Puteri Hijau” dilarikan adiknya “Ular Simangombus” (Naga) melalui sungai Deli terus ke laut dekat Pulau Berhala berdiam disana. (5)

10. Didalam “HIKAYAT ACEH” (6) disebut bahwa Sultan SAIDI MUKAMMIL Aceh (m.m. 1589-1604) meramalkan bahwa cucunya, ISKANDAR MUDA MAHKOTA ALAM, akan menundukkan nanti DELI dan akan menangkap MERAH MIRU. Pada masa pemerintahan Sultan Aceh Saidi Mukammil yang memerangi pemberontak Haru/Guri pimpinan Merah Miru baginda tidak dapat menangkapnya bahkan Haru/Guri dilindungi oleh Sultan Johor.

Pada tahun 1612 dan 1614 Sultan Iskandar Muda Aceh menyerang DELI (Raja Karo Islam di Deli Tua) dan pada tahun 1640 menempatkan panglimanya TUANKU GOCAH PAHLAWAN, selaku Wakil Sultan Aceh dibekas wilayah Haru. Sejak itu berdirilah Kerajaan Kesultanan Deli yang berpusat di Labuhan Deli (Kampong Alei).

11. Ditemukannya meriam lela di sungai Petani di Deli Tua oleh Kontelir Cats de Raet (1869) dengan inskripsi “SANAT ……...03 ALAMAT BALUN HARU” (7). Jika Sanat “1003 H” = 1539 M sesuai laporan Pinto ketika Sultan Aceh Al-Qahhar merebut Haru.

12. WAWANCARA RESI-DEN J.FAES DENGAN WAN SULONG BAHAR BARUS (17-8-1879).
Nenek moyang Kejeruan Senembah, SI BOLANG PING-GUL, menemui raja di Senem-bah merga KARO (SEKALI) dan rakyatnya SUKU HARU.

Putera Bolang Pinggul, bernama BEDAH SARI, men-dapat gelar Sawit Deli dari RAJA DELI (etnis Batak Karo) berpusat di Deli Tua. Dan bu-kan Raja Deli yang kemudian nanti (Gocah Pahlawan).

13. Syekh NURUDDIN AR RANIRI dalam kitabnya “Bustanussalatin” (1637 M) menyatakan bahwa nama wilayah GORI (Guri, Gurai) dahulunya bernama HARU. Didalam berbagai peta orang Eropah akhir abad ke-17 M. wilayah Guri/Gory itu terletak sama dengan wilayah Haru dan sungai Petani ditulis “Rio de Delim”.

14. BUKU “AL MUHIT” yang dikompilasi oleh Lakse-mana Turki Ali Celebi (1554 M) menulis bahwa di pantai timur Sumatera ada Bandar ber-nama MEDINA/MADANA (Medan ?).

15. PENELITIAN KE-PURBAKALAAN DI KOTA CINA/MUARA SEI. DELI DAN SEI.
BELAWAN (1972-1974)

Banyak sekali ditemukan mata uang Cina sejak zaman T’ang dinasti (sebelum 756 M) dan Sung Selatan sampai zaman Ming; patung Budha (abad ke-13 M); patung-patung kecil Ciwa; keramika Cina berbagai zaman dinasti; keramik Sahashamala (abad ke-13) dari Sri langka, manik-manik (carnelian) India Selatan dan sisa tembok candi dalam radius 4 km. Kebanyakan diperoleh disepanjang sungai yang sudah mati, rata-rata pada kedalaman 1 meter.

Penelitian ini dipimpin oleh Dinas Museum dan Kepurbakalaan Propinsi Sumatera Utara dan kemudian dilanjutkan penelitian exkavasi oleh team Dirjen Kepurbakalaan Pusat.(8) Kesimpulan

I. Bahwa sesuai catatan “Negarakertagama” (1365 M) adanya urutan negeri yang ditaklukkan Majapahit di pantai Sumatera Timur : KAMPE-HARW-PANE, jelas HARU tidak terletak di Teluk Haru ataupun di muara sungai Panai/Barumun.

II. DR. J. V. MILLS, (9) setelah meneliti jarak ganti jaga diatas kapal Cina per mil laut menetapkan bahwa ibukota HARU terletak didepan sungai Deli, yang ada teluk air tawarnya.

III. “Sejarah Melayu” me-nyebut pembesar Haru antara lain ada bernama “Serba-nyaman” yaitu Urung Sunggal sekarang, salah satu dari Datuk 4 Suku di Deli.

IV. Kisah yang diceritakan MENDES PINTO tentang penyerangan Aceh ke Haru banyak persamaannya dengan Legenda Puteri Hijau di Deli Tua. Sungai “Panetican” di-maksud Sungai “Patani” (Sei. Deli).

V. “HIKAYAT ACEH” DAN “BUSTANUSSALATIN”
Sultan Aceh Saidi Mukammil meramalkan bahwa pemberontak Haru bernama ME-RAH MIRU nanti akan ditaklukkan oleh Iskandar Muda di DELI. Bustanussalatin menyatakan bahwa HARU=GURI.

VI. Meriam Lela ditemukan di Deli Tua 1869 (sekarang ada di Musium Pusat Ja-karta) menukilkan dalam inskripsi penaklukkan HARU oleh Sultan Al Qahhar Aceh (1539 M.).

VII. KETERANGAN WAN SULONG BAHAR BARUS 1879
Raja Deli (etnis Karo merga Karo Sekali) di Deli Tua dan rakyatnya adalah suku Haru, ketika Si Bolang Pinggul tiba di Senembah.

VIII. Keterangan buku “AL MUHIT” (1554 M) adanya ke-mudian Bandar MEDINA/MADANA (=Medan) setelah Kota Cina lenyap.

Dapatlah dipastikan bahwa daerah sekitar delta Sungai Deli dengan muara Sungai Belawan adalah merupakan wilayah Bandar Kuno yang sangat penting sejak abad ke-13 dan dahulu merupakan Bandar dari Kerajaan Haru (dan kemudian pusat kerajaan Deli yang didirikan oleh Tuanku Gocah Pahlawan 1640 M). Menurut John Anderson ketika berkunjung ke Deli Tua (1823) didengarnya dari rakyat bahwa tongkang sampai ke Deli Tua kira-kira 300 tahun yang lalu (abad ke-XVI) yang menandakan bahwa sungai Deli cukup dalam.

Pada tahun 1887-1889 Labuhan Deli pernah jadi ibukota Residensi Sumatera Timur yang dipindahkan dari Bengkalis.

Pada tahun 1919 hampir saja Belawan dihapuskan sebagai Pelabuhan Samudra. Sebahagian dari pembesar Belanda dan Investor minyak menghendaki agar Pangkalan Susu yang terletak di tengah-tengah Eksplorasi minyak Aceh Timur dengan Perkebunan di Labuhan Batu dijadikan Pelabuhan Samudra. Tetapi pihak Maskapai-maskapai tembakau berhasil menang pertarungan ini sehingga Belawan dijadikan Pelabuhan Samudra.

Harus dipelihara wilayah ini sebagai cagar Sejarah dan Budaya secara Professional untuk tujuan wisata sebagaimana halnya yang diperbuat oleh Pulau Pinang dan Melaka.

(Footnotes)
(1) T. Luckman Sinar, SH.: “The Kingdom of Haru and the legend of Puteri Hijau”, IAHA Conference ke-7 di Bangkok 25-8-1977.
(2) “Pien-I-Tien” (1368-1643 M) dan juga “Ming Shih” p.7919.
(3) “Peregrinacao”.
(4) “Bijdrage tot de Geschie-denis der Karo Batakstammen”, BKI.82
(5) Middendorp, “Oude Verha-len een Nieuw geschiedbron”, BGKW-II.
(6) DR. T. Iskandar “Hikajat Atjeh” dan DR. Djajadiningrat “Kritisch overzicht v.d. in de Malei-sche werken vervatte gegevens over de geschiedenis v.h. soelta-naat Atjeh”, TBG 1890.
(7) TBG. XXII p.174.
(8) E.E. McKinnon “Association Some Preliminary Notes”, (Hull Univ. Vol.III, 1973). Lihat juga “Oriental Ceramic excavated in North Sumatra”, (The Oriental Ceramic Society 1975-1976). T. Luckman Sinar, SH. dan E.E. McKinnon : “Kota China : Notes on further developments at Kota Cina” (Bulletin Hull Univ, IV, 1974). E.E. McKinnon, “Kota Tjina a site with Tang and Sung Period”.
(9) Menurut Peta Giles 3° 47
’ Lintang Utara dan 98° 41
’ Lintang Timur. JMBRAS XV, Part.III, 1937. (eli)

Selanjutnya Mau Belajar Aksara Batak?? Klik Di sini