BJ Habibie dan Pengembangan Mobnas Maleo
Maleo |
KEDAIKOPIMARBUN -- Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (10/9) pukul 18.05 WIB. Presiden ketiga ini wafat pada usia 83 tahun.
Duka kepergian Habibie sebagai 'bapak' bangsa sangatlah membekas. Ia dikenal sebagai pribadi yang cerdas, termasuk ikut berkecimpung pada dunia otomotif nasional.
Habibie dikenal menjadi salah satu penggagas mobil nasional Indonesia saat menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi.
Sejarah mobil nasional Indonesia memang belum terwujud sampai saat ini. Namun Habibie pernah mencoba mewujudkan hal itu melalui Maleo, produk mobil nasional (mobnas) yang rencananya ingin dikembangkan bersama produsen otomotif asal Inggris, yaitu Rover.
Maleo diambil dari nama burung yang ilmiahnya disebut Macrocephalon. Burung itu satwa asal Sulawesi, di mana daerah tersebut sekaligus menjadi tempat kelahiran Habibie.
Singkat cerita cikal bakal mobil nasional Maleo disebut akan dikembangkan pada 1993.
Rover saat itu disebut akan mengirim sedan langsung dari pabriknya di Inggris ke Indonesia. Setelah tiba di Indonesia, mobil itu 'dipreteli' dan kemudian dibangun kembali menggunakan komponen asal Indonesia yang dikembangkan Pindad, IPTN, INTI, LEN, dan Krakatau Steel.
Mobil Maleo dahulu direncanakan resmi mengaspal pada 1994, dan diproduksi massal di Indonesia tiga tahun kemudian.
Dikabarkan bahwa sedan Maleo punya nesin 1.200 cc dan menggunakan 60 persen komponen lokal. Saat itu diproyeksi harga mencapai Rp25 juta. (sumber)
Habibie sempat menyebut di masa depan Maleo bakal terus berkembang. Tidak lagi menggunakan mesin bensin, melainkan pengembangannya menjadikan Maleo bisa menenggak hidrogen.
Purwarupa pertama Maleo disebut cukup canggih. Kecepatannya bisa mencapai sampai 140 km per jam. Mesin juga diklaim irit bahan bakar sehingga tidak membuat polusi.
Saat itu Habibie juga sempat menyampaikan bahwa Maleo akan menggunakan mesin dari Ford dan General Motors, asal Amerika Serikat.
Proyek mobil nasional Maleo terus dibicarakan sejak 1994. Bahkan Komisi X DPR meminta Habibie membuat mobil sendiri dengan berpijak pada industri pesawat terbang yang telah berkembang pesat lebih dahulu.
Usulan DPR lalu disampaikan Habibie kepada Presiden Soeharto. Menurut Habibie, Soeharto tidak berkeberatan. Habibie lantas mengadakan kajian guna merealisasikan mobnas Maleo.
Namun, belum sempat proyek Maleo teralisasi sehingga Indonesia punya mobil nasional, pemerintah orde baru Soeharto harus berakhir. Hal ini yang diduga membuat Maleo tidak pernah 'menggelinding' hingga sekarang.