Simatupang Sambut Jemaah
08 Jan 07 06:12 WIB
Jamaah Asahan Sujud Syukur
Medan, WASPADA Online
Puluhan jamaah haji Kloter 02 asal Asahan melaksanakan sujud syukur diiringi linangan air mata, mengenang perjuangan sangat berat saat berada di Arafah Mina (Armina) tanah cuci pada musim haji 2006/2007. Sujud syukur saat turun dari tangga pesawat haji Garuda Indonesia di lantai semen apron Bandara Polonia Medan, Minggu (7/1) dinihari saat penerbangan haji mendarat pukul 05:16.
Setelah mereka melakukan sujud syukur, beberapa orang diantara jamaah menangis tersedu-sedu mengenang kesedihan saat berjuang menahan lapar di Arafah Mina (Armina) pada musim haji tahun ini. "Bapak tidak tau bagaimana perjuangan kami menahan lapar saat berada di tanah suci," kata Hj Yusnah Kosim, 45, warga Jln. Iman Bonjol Kisaran.
Ibu hajjah setengah baya ini, setelah sujud syukur dan berdoa kelihatan lama sekali menangis tersedu-sedu di samping tangga pesawat haji Garuda Indonesia. "Sukar saya ceritakan banyak percobaan terhadap kami selama di tanah suci," ujarnya.
Pimpinan kloter 2 Drs. H. Samsi Achyar ketika dikonfirmasi, membenarkan ucapan jamaah itu. Perjuangan untuk mendapatkan nasi sangat sedih ketika berada di Armina waktu melaksanakan wukuf. Para jamaah resah dan gelisah karena sampai dua hari tidak medapat nasi.
"Para jamaah haji yang berada di Armina menahan lapar karena tidak ada nasi yang datang. Selain itu, air panas untuk memasak makanan lainnya tidak ada. Akibat pristiwa itu, seorang jamaah haji khususnya kloter 2 sempat pingsan akibat kelaparan," ucap Samsi.
Hal yang sama dibenarkan juga H. Yusuf bin Dear yang terlihat lelah saat turun dari tangga pesawat Garuda. Yusuf setelah melaksanakan sujud syukur lebih kurang 10 menit duduk di atas tumpukan oleh-oleh yang dibawa dari tanah suci.
"Kami tiga hari menahan lapar tidak kebagian makanan, kalaupun ada hanya roti saja atas pemberian orang-orang Arab," ujar penduduk Asahan Sumatera Utara. Sementara komentar yang sama juga dibenarkan Hj Riani asal Air Joman Asahan. Ibu muda ini walaupun banyak mengalami hambatan di tanah suci termasuk masalah kelaparan, menurutnya semua itu hanya cobaan dari Allah SWT.
454 Jamaah Kloter 02 asal Asahan, Sibolga, Dairi dan Medan di Bandara Polonia Medan disambut Wakil Bupati Asahan Ir H Taufan Gama Simatupang, MAP bersama pejabat haji asal Sumatera Utara. Hingga pemulangan jamaah Kloter 02, penerbangan haji masih mengalami keterlambatan mendarat 2,5 jam di Medan dari jadwal pukul 02:45. Keterlambatan mendarat diperkirakan akan beruntun hingga beberapa Kloter berikutnya.
Jamaah Asahan Sujud Syukur
Medan, WASPADA Online
Puluhan jamaah haji Kloter 02 asal Asahan melaksanakan sujud syukur diiringi linangan air mata, mengenang perjuangan sangat berat saat berada di Arafah Mina (Armina) tanah cuci pada musim haji 2006/2007. Sujud syukur saat turun dari tangga pesawat haji Garuda Indonesia di lantai semen apron Bandara Polonia Medan, Minggu (7/1) dinihari saat penerbangan haji mendarat pukul 05:16.
Setelah mereka melakukan sujud syukur, beberapa orang diantara jamaah menangis tersedu-sedu mengenang kesedihan saat berjuang menahan lapar di Arafah Mina (Armina) pada musim haji tahun ini. "Bapak tidak tau bagaimana perjuangan kami menahan lapar saat berada di tanah suci," kata Hj Yusnah Kosim, 45, warga Jln. Iman Bonjol Kisaran.
Ibu hajjah setengah baya ini, setelah sujud syukur dan berdoa kelihatan lama sekali menangis tersedu-sedu di samping tangga pesawat haji Garuda Indonesia. "Sukar saya ceritakan banyak percobaan terhadap kami selama di tanah suci," ujarnya.
Pimpinan kloter 2 Drs. H. Samsi Achyar ketika dikonfirmasi, membenarkan ucapan jamaah itu. Perjuangan untuk mendapatkan nasi sangat sedih ketika berada di Armina waktu melaksanakan wukuf. Para jamaah resah dan gelisah karena sampai dua hari tidak medapat nasi.
"Para jamaah haji yang berada di Armina menahan lapar karena tidak ada nasi yang datang. Selain itu, air panas untuk memasak makanan lainnya tidak ada. Akibat pristiwa itu, seorang jamaah haji khususnya kloter 2 sempat pingsan akibat kelaparan," ucap Samsi.
Hal yang sama dibenarkan juga H. Yusuf bin Dear yang terlihat lelah saat turun dari tangga pesawat Garuda. Yusuf setelah melaksanakan sujud syukur lebih kurang 10 menit duduk di atas tumpukan oleh-oleh yang dibawa dari tanah suci.
"Kami tiga hari menahan lapar tidak kebagian makanan, kalaupun ada hanya roti saja atas pemberian orang-orang Arab," ujar penduduk Asahan Sumatera Utara. Sementara komentar yang sama juga dibenarkan Hj Riani asal Air Joman Asahan. Ibu muda ini walaupun banyak mengalami hambatan di tanah suci termasuk masalah kelaparan, menurutnya semua itu hanya cobaan dari Allah SWT.
454 Jamaah Kloter 02 asal Asahan, Sibolga, Dairi dan Medan di Bandara Polonia Medan disambut Wakil Bupati Asahan Ir H Taufan Gama Simatupang, MAP bersama pejabat haji asal Sumatera Utara. Hingga pemulangan jamaah Kloter 02, penerbangan haji masih mengalami keterlambatan mendarat 2,5 jam di Medan dari jadwal pukul 02:45. Keterlambatan mendarat diperkirakan akan beruntun hingga beberapa Kloter berikutnya.